Monday, October 24, 2011

Menegur Si Pemboros

Sampai berita kepada Hatim Al-Ashamm bahawa Qazwin ada seorang ulama bernama At-Tanafisi. Di samping sebagai seorang yang alim, dia juga seorang yang kaya, rumahnya cantik dan perabotnya mewah-mewah. Hatim juga seorang ulama yang bijaksana tetapi hidupnya sederhana. Untuk mengetahui keadaannya, Hatim pergi ke rumah At-Tanafisi dengan menyamar sebagai seorang bodoh yang ingin belajar.

"Semoga tuan diberkati oleh Allah." kata Hatim apabila telah berada di rumah At-Tanafisi. "Saya ini masih bodoh dan ingin belajar pengetahuan asas tentang agama."

"Boleh, boleh." kata At-Tanafisi.

"Mula-mula saya ingin belajar kunci solat, yakni cara-cara berwudhuk untuk solat." kata Hatim lagi.

"Insya Allah, dengan senag hati saya boleh mengajarkannya."

Kemudian At-Tanafisi memanggil khadamnya dan disuruhnya agar membawakan sebekas air untuk berwudhuk. Sebentar kemudian, si pelayan datang membawa air yang diminta. Maka At-Tanafisi telah bersedia menunjukkan cara-cara berwudhuk kepada Hatim.

"Lihat sini ya," kata At-Tanafisi. Lalu dia berwudhuk dengan membasuh setiap anggota wudhuk tiga kali sehingga sempurna. Hatim memperhatikannya.

"Begitulah cara berwudhuk." kata At-Tanafisi setelah selesai. "Sekarang sila engkau berwudhuk seperti yang saya contohkan."

"Baiklah. Saya harap tuan memastikan wudhuk saya agar betul-betul tercapai apa yang saya maksudkan." kata Hatim.

"Boleh, saya akan melihatnya."

At-Tanafisi bangun dan Hatim menggantikan tempat wudhuknya. Maka mulalah Hatim berwudhuk dengan disaksikan oleh At-Tanafisi sebagai pemerhati. Mula-mula membasuh mukanya tiga kali, kemudian dibasuhnya kedua-dua tangannya empat kali-empat kali. Melihat itu, At-Tanafisi terus menegur : "Hai mengapa engkau membazir?"

"Apa yang telah saya bazirkan?" tanya Hatim.

"Engkau telah membasuh kedua-dua tanganmu empat kali-empat kali." jawab At-Tanafisi.

"Subhanallah, Maha Suci Allah yang Maha Besar. Hanya air setapak tangan saja, tuan sudah cakap membazir. Cuba lihat! Tuan dengan semuanya ini, apakah tidak membazir?" kata Hatim sambil menunjuk ke rumah At-Tanafisi yang besar beserta isi dan perabot-perabotnya yang banyak dan cantik.

Sedarlah At-Tanafisi bahawa kedatangan Hatim bukan untuk belajar. Dia berasa malu, lalu masuk ke dalam rumahnya dan tidak muncul-muncul di muka orang ramai sehingga empat puluh hari.

1 comment:

School Of Tots said...

Kadang2 Nyamuk Di Seberang Jalan Kita Nampak, Tapi Tahi Mata Di Kelopak Mata Kita Tak Nampak.